(0274) 4469199 iop@unisayogya.ac.id

berita2

Diperkirakan 160 juta penyakit akibat hubungan kerja pertahunnya. Data menunjukkan 34,43% kecelakaan akibat ergonomi dan 32,12% aplikasi yang tidak safety. Hal tersebut di jelaskan oleh Ketua Program Studi Fisioterapi (S1), Moh. Ali Imron, M.Fis saat seminar nasional Fisioterapi, di kampus terpadu SAY, Minggu lalu.

Lebih lanjut Imron menjelaskan bahwa Ilmu fisioterapi yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan peran ergonomi dan kesehatan keselamatan kerja (K3) para tenaga kerja. Sehingga tenaga kerja dapat bekerja secara aman dan menghasilkan produktivitas yang maksimal.

Kompetensi Fisioterapi adalah berfokus pada pengembangan, pemulihan, pemeliharaan kemampuan gerak dan fungsi tubuh . Dalam penerapan pada K3 dan Ergonomi di perusahaan, fisioterapist memberikan pelayanan bagaimana cara yang tepat, baik serta menghindari cedera saat bekerja. Sehingga angka kecelakaan kerja dapat ditekan atau bahkan dihindari.

Selanjutnya Hilmi Zadah, M.Sc selaku ketua panitia seminar juga menjelaskan bahwa gangguan otot (muskoloskletal disorder) ditempat kerja semakin mengalami peningkatan. Akibat gangguan otot, para pekerja tidak bisa bekerja secara maksimal. Karena itu, perlu ada pendekatan ilmu ergonomis dan kesehatan keselamatan kerja.

Lebih lanjut, Hilmi mengatakan saat ini ilmu fisioterapi belum banyak dikenal masyarakat. Sehingga seminar ini dimaksudkan untuk memperkenalkan ilmu fisioterapi kepada masyarakat luas.

Seminar menampilkan pembicara Dr. Wattana Jalayondeja dari Mahidol University Thailand dan M. Ali Imron, Ketua Prodi Fisioterapi SAY.

berita1

berita3

berita4