Oleh: Ns. Sarwinanti, M.Kep., Sp., Kep.Mat
(Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Stikes a�?Aisyiyah Yogyakarta)
Menyusui merupakan salah satu tugas mulia perempuan yang diwajibkan oleh agama (QS:2: 233). Dengan menyusui perempuan akan terhindar dari berbagai permasalahan antara lain kanker payudara, mastitis (radang payudara) dan yang tidak banyak diketahui adalah dapat menjarangkan kehamilan. Setelah melahirkan perempuan akan memasuki masa nifas dimana pada masa tersebut organ reproduksi akan mengalami pemulihan. Setelah 6 minggu tersebut secara fisiologis akan mengalami masa subur dimana akan mungkin dapat terjadi kehamilan apabila tidak menggunakan kontrasepsi. Tidak sedikit perempuan khawatir dan tidak merasa cocok dengan kontrasepsi yang disediakan di unit pelayanan kesehatan. Kekhawatiran akan dapat menghambat ASI, kekhawatiran akan mengalami peningkatan berat badan dan kekhawatiran akan menstruasi yang tidak teratur. Berpijak dari kekhawatiran tersebut perempuan akhirnya tidak berani mengambil keputusan untuk ber-KB. Bagaimana solusi mengatasi masalah tersebut?
MAL (Metode Amenorhe Lactasi) merupakan metode kontrasepsi dengan cara menyusui secara ekslusif. Metode ini akan cukup effektif apabila dilakukan secara konsisten dan cara yang benar. Apabila seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan kriteria yang dianjurkan, maka kemungkinan ibu untuk hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan kurang dari 2 %. Hal ini berbeda keadaaanya apabila bayi diberikan ASI dan formula, kemungkinan untuk terjadinya kehamilan yang tak terduga lebih besar resikonya dibanding dengan ibu yang memberikan ASI saja.
MAL dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. ASI diberikan secara ekslusif, artinya semua kebutuhan nutrisi bayi hanya berasal dari ASI dan tidak diberikan nutrisi apapun selain ASI. Ibu memberikan ASI kepada bayinya setiap dibutuhkan baik siang dan malam, dan memberikan ASI setiap 4 jam pada siang hari dan setiap 6 jam pada malam hari.
2. Ibu belum mendapatkan menstruasi, apabila selesai masa nifas ibu sekali saja sudah mendapatkan menstruasi, itu menandakan bahwa ibu sudah memulai proses ovulasi (pematangan sel telur).A�
3. Bayi belum berumur 6 bulan. Walaupun pada beberapa wanita tetap tidak mendapatkan menstruasi untuk beberapa bulan, dan memang tidak dapat diperkirakan kapan menstruasi akan terjadi.
Beberapa kasus pada ibu yang bekerja, ASI ekslusif ini tidak dapat dilakukan secara konsisten. Misalnya, apabila pada saat ibu bekerja bayi diberikan PASI, ASI hanya sebagai selingan, meskipun pada saat malam hari diberikan secara kontinu. Hal ini akan memungkinkan kegagalan dalam metode kontrasepsi MAL ini. Kehamilan dapat tetap terjadi meskipun ibu memberikan ASI ekslusif (yang tidak konsisten), yang artinya LAM tidak efektif 100 % bila kriteria tersebut diatas tidak dapat terpenuhi.